TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Titik Terang {2}



Titik Terang {2}

0 "Lihatlah, Selir Cheng. Dia tampak tak memiliki rasa malu sama sekali. Apakah dia lupa dengan apa yang telah dia lakukan kepada Yang Mulia Raja? Dia telah tidur dengan Kasim, dan juga petinggi kerajaan. Tapi tingkahnya seolah dia adalah sosok yang paling suci, dan paling pantas berdampingan dengan Yang Mulia Raja. Padahal pada kenyataannya adalah, dia adalah sosok yang paling mengerikan. Dia ini adalah sosok yang sangat tidak memiliki harga diri. Bahkan kau ingat, ketika dia mengadakan pesta di pelataran agung istana? Dia tanpa tahu malu telanjang dan melakukan hubungan badan dengan semua laki-laki yang ada di sana. Sungguh, ini adalah hal yang sangat menjijikkan, dan sekarang dia bertingkah seolah dialah orang yang paling suci dan paling agung di atas kita semua. Padahal sekarang di mataku, dia tak ubahnya seperti wanita sampah yang memakai pakaian Selir nomor satu di istana," kesal Selir lainnya.     
0

"Sekarang, Yang Mulia Raja seolah sedang berduka. Dulu meski hanya beberapa tahun sekali Yang Mulia Raja datang ke hunian kira. Tapi sekarang, Yang Mulia Raja nyaris tak bisa melakukannya."     

"Padahal sebenarnya, kita hanya bisa berharap tentang ini. Jika salah satu di antara kita mengandung calon bayi dari Yang Mulia Raja. Baik laki-laki maupun perempuan. Dan untung-untung kalau bayi itu adalah laki-laki. Maka akan mudah bagi kita menyingkirkan Selir Cheng dan membuat kedudukan kita di atas Selir Cheng. Selir Cheng tidak akan pernah menganiaya kita. Selir Cheng tidak akan pernah bisa menginjak-injak kita lagi,"     

Ya, itulah mimpi mereka berdua. Untuk bisa menjadi sosok lebih baik lagi. Sebab jika terus seperti ini dan semua yang akan dilakukan oleh Cheng Wan Nian, mereka tidak akan bisa berbuat banyak. Mereka tidak akan pernah bisa untuk menang melawan wanita ular itu. Dan untuk selamanya Cheng Wan Nian akan tetap berkuasa di atas segalanya.     

"Sebenarnya, harapan tertinggi kita adalah Dayang Liu. Sebab bagaimanapun juga, Dayang Liu adalah sosok yang baik. Dia membela kita, dia juga bukan sosok yang serakah. Namun sayang, sosok yang kita harapkan untuk melahirkan keturunan dari Yang Mulia Raja malah sekarang telah tiada. Apa yang harus kita lakukan sekarang? Padahal Yang Mulia Raja sangat mencintai Dayang Liu. Sekarang Yang Mulia Raja benar-benar hancur. Aku sama sekali tak menyangka jika Yang Mulia telah jatuh hati dengan manusia."     

"Dia cantik, dia benar-benar seperti seorang peri. Aku rasa semua laki-laki yang ada di dunia ini telah jatuh cinta kepadanya. Hanya saja. mereka cukup tahu diri untuk itu, mereka tahu diri jika Liu Anqier paling cocok untuk Yang Mulia Raja. Hanya saja, hidup memang sangat egois, bagaimana bisa takdir keduanya menjadi menyakitkan seperti ini. Aku sama sekali sangat menyayangkannya jika dua insan itu tidak bisa untuk bersama."     

"Ya, aku juga sangat menyayangkannya, sebab bagaimanapun juga mereka benar-benar seolah ditakdirkan oleh Dewa untuk bersama. Apa kau pernah melihat Raja Iblis setampan Yang Mulia Raja? Bahkan kita adalah yang paling beruntung karena telah memiliki suami yang luar biasa tampan. Bahkan kabarnya, suami kita ini ketampanannya sebanding dengan Putra Mahkota Kerajaan Langit. Yang mana sosok itu merupakan sosok yang paling sempurna di alam raya ini."     

"Dan Dayang Liu adalah manusia paling cantik di alam raya ini,"     

Lim Ming Yu yang tak sengaja melihat kedua Selir Chen Liao Xuan sedang berbincang itu pun agaknya berdehem. Kemudian dia duduk di samping kedua Selir tersebut sambil menaikkan sebelah alisnya.     

"Sepertinya kalian cukup melakukan perbincangan yang menarik. Adakah hal yang telah aku lewatkan sekarang ini?" tanya Lim Ming Yu seraya menggoda kedua Selir dari Chen Liao Xuan tersebut.     

"Selir Lim, kami hanya merutuki kesialan kami karena telah bertemu dengan Selir Cheng, yang selalu bersikap jahat kepada kami. Dan kami berharap jika Dayang Liu masih hidup," jujur salah satu Selir itu.     

Mendengar hal tersebut, Lim Ming Yu benar-benar hancur. Sepekan ini dia bahkan tidak nafsu untuk melalukan apa pun bahkan dia jatuh sakit. Dia sama sekali tak menyangka jika semuanya sampai seperti ini. Kehilangan sosok yang begitu dia sayangi layaknya adiknya sendiri, dan kehilangan sosok yang begitu berharga dari ingatannya. Dia pun kini kembali menghela napas panjang sampai pada akhirnya dia melirik pada pelataran utama kerajaan. Sosok yang dia cintai kini sedang bersama dengan Cheng Wan Nian. Kenapa harus bersama dengan Cheng Wan Nian? Kenapa Chen Liao Xuan masih sudi bersama dengan Cheng Wan Nian. Hal itu benar-benar di atas nalar sama sekali.     

Lim Ming Yu tampak mengelus perutnya yang kini sudah mulai besar. Dia benar-benar sudah tidak sabar menunggu bayinya lahir ke dunia ini. Agar semuanya menjadi tentram, tidak ada lagi yang salah menyalahkan dan tidak ada lagi yang menjadi sok berkuasa dan menindas yang lemah. Dan yang terpenting dari itu adalah, agar kedudukan dari suaminya bisa semakin kuat. Dia bisa menjadi Raja tampa. Tanpa takut lagi dilengser oleh siapa pun. Dan yang lebih dari itu adalah, semuanya akan aman tentram dan bahagia selamanya. Ya, dia hanya bisa berharap jika kehidupan di istana iblis akan menjadi lebih baik, karena mimpi dari Lim Ming Yu seperti dia berada di istana langit yang sangat bahagia.     

Ya, kabarnya di dalam alam langit itu seluruh keindahan ada di sana. Alam yang bisa disebut sebagai surga. Lim Ming Yu begitu mencintai alam surga, Lim Ming Yu benar-benar ingin ke sana dengan tubuhnya. Dia ingin melihat surga itu dengan matanya, dengan kedua kakinya, dia benar-benar ingin melihat surga itu. Tapi biar bagaimanapun juga dia harus sadar diri, dia adalah iblis biar bagaimanapun juga. Dan dia harus tahu jika surganya dia hanya di titik ini, surganya dia adalah istana iblis. Tidak ada yang lainnya lagi. Bahkan kadang-kadang Lim Ming Yu ingin sekali berada di alam manusia. Dia ingin mencoba untuk berada di sana. Sebab kabarnya, di alam manusia adalah alam yang jauh lebih indah di alam iblis ini. Dia ingin melihat bunga hanya tidak hanya memiliki dua warna. Dia hanya ingin melihat apa itu yang disebut pelangi. Dia hanya ingin melihat apa yang disebut hal-hal yang indah lainnya yang dia tak pernah bisa melihat sebelumnya sama sekali. Hingga akhirnya dia bisa merasa puas, jangankan surga, bahkan di alam manusia pun dia sangat bahagia.     

"Selir Cheng benar-benar telah mengambil hati Yang Mulia Raja. Dia benar-benar bisa membuat Yang Mulia Raja telah melupakan semua kesalahannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.